Senin, 07 Januari 2013


Daerah tropis diminati untuk penelitian biodiversitas mikroorganisme



Ilustrasi (imt.ie)

 Semula untuk tujuan konservasi mencegah kepunahan kemudian untuk bioteknologi
Yogyakarta (ANTARA News) - Daerah tropis diminati untuk penelitian biodiversitas mikroorganisme karena masih banyak mikroorganisme yang belum dikenal potensinya, kata anggota Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Indrawati Gandjar.

"Biodiversitas mikroorganisme mendapat perhatian luar biasa. Semula untuk tujuan konservasi mencegah kepunahan kemudian untuk bioteknologi," katanya pada forum diskusi Bioetika di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, perkembangan bioteknologi membawa perubahan signifikan di bidang mikrobiologi. Keuntungan luar biasa diperoleh mikrobiologi industri dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.

"Keberhasilan mikrobiologi industri terletak pada mikroorganismenya. Para mikrobiologiwan di seluruh dunia intensif mengejar untuk mendapatkan mikroorganisme unggul dari sumber alam apa pun," katanya.

Ia mengatakan semula hanya terestrial kemudian dari sumber air tawar, laut, lumpur, air panas, dan tambang yang mempunyai tingkat keasaman sangat rendah.

"Kemajuan ilmu pengetahuan memungkinkan manusia merekayasa gen-gen dari mikroorganisme untuk memperoleh sifat-sifat unggul yang dikehendaki. Misalnya, untuk produksi enzim, senyawa organik, biomassa, gas alam, antibiotik, dan toksin tertentu," katanya.

Menurut dia, begitu banyak isolat mikroorganisme potensial yang ditemukan yang kemudian dikembangkan untuk tujuan industri. Proses skrining terus menerus dilakukan sampai sekarang seiring dengan penelitian biodiversitas mikroorganisme.

"Kunci keberhasilan produk mikrobiologi industri terletak pada keunggulan mikroorganisme yang akan digunakan untuk mendegradasi atau memfermentasi substrat yang sudah ditentukan," katanya.

Ia mengatakan mikroorganisme adalah makhluk hidup yang mempunyai sifat baik dan buruk tergantung pada perlakuan terhadapnya dan lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu para mikrobiologiwan diharapkan mempertimbangkan dengan ketat penggunaan mikroorganisme untuk tujuan senjata biologik dan terorisme.

Mereka juga diharapkan memiliki etika tinggi terkait dengan kepemilikan biakan terutama isolat unggul dari daerah tropis sehubungan dengan "biopiracy".

"Biopiracy adalah praktik eksploitasi sumber daya alam dan pengetahuan masyarakat tentang alamnya tanpa izin dan pembagian manfaat," kata Indrawati.

Forum diskusi Bioetika diselenggarakan Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar (IPD) Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bekerja sama dengan Pusat Studi Bioteknologi UGM dan Sekolah Pascasarjana UGM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar