Minggu, 08 April 2012

Makna Kehidupan

Posted by Administrator in M (Thursday October 19, 2006 at 10:17 am)
Tuhan yang Maha Baik memberi kita ikan,
tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya.
Demikian juga Jika kamu terus menunggu waktu yang tepat,
mungkin kamu tidak akan pernah mulai.
Mulailah sekarang…
mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya.
Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai,
tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya.
Perkawinan memang memiliki banyak kesusahan,
tetapi kehidupan lajang juga memiliki suka-duka.
Buka mata kamu lebar-lebar sebelum menikah,
dan biarkan mata kamu setengah terpejam sesudahnya.
Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya
sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya.
Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah
hati seorang wanita.
Begitu juga Persahabatan, persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga
Persahabatan sejati layaknya kesehatan,
nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya.
Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatimu
dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya.
Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga kita.
Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan,
tapi jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain…
tapi menyesal-lah jika orang itu menyesal bertemu dengan kamu.
Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran.
Dialah hiasan dikala kamu senang dan perisai diwaktu kamu susah.
Namun kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman,
jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.
Karena semua manusia itu baik kalau kamu bisa melihat kebaikannya
dan menyenangkan kalau kamu bisa melihat keunikannya
tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan
kalau kamu tidak bisa melihat keduanya.
Begitu juga Kebijakan, Kebijakan itu seperti cairan,
kegunaannya terletak pada penerapan yang benar,
orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal,
sedangkan orang bodoh sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat.
Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja,
tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta.
Tak seorang pun sempurna.
Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak.
Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar
meskipun terbukti salah.
Apa yang berada di belakang kita dan apa yang berada di depan
kita adalah perkara kecil berbanding dengan apa yang berada di dalam kita.
Kamu tak bisa mengubah masa lalu….
tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan.
Bila Kamu mengisi hati kamu ….
dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan,
Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri.
Jika kamu berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan
dan hari esok tanpa rasa takut,
berarti kamu sudah berada dijalan yang benar menuju sukses
Sains & Teknologi

Mahalnya Lahan Untuk Selamatkan Orangutan

Untuk sewa lahan 86 ribu hektar HPH misalnya, butuh dana Rp 13 miliar.

Kamis, 2 Februari 2012, 16:28 WIB
Bayu Galih, Amal Nur Ngazis
VIVAnews - Orangutan merupakan jenis binatang langka, dan keberadaannya dilindungi oleh Undang-undang. Namun sayangnya, pemahaman perlindungan orangutan dari masyarakat juga masih kurang.

Selain itu, lahan hutan untuk restorasi orangutan juga masih kurang. Presiden Director Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI), Jamartin Sihite, mengatakan bahwa untuk menyelamatkan orangutan dibutuhkan lahan hutan restorasi sebagai jaminan hidup orangutan.

"Jika orangutan bisa dilindungi, maka hutan juga bisa dilindungi. Hutan sehat menunjukkan adanya orangutan," ucap Jamartin, Kamis, 2 Februari 2012.

Jumlah lahan hutan yang aman untuk hidup orangutan, menurutnya masih kurang meski pihaknya sudah mendapatkan Hak Pengelolaan Hutan (HPH) seluas 86.450 hektar di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. "Dari luas HPH itu, hanya 40 persen saja yang cocok untuk hidup orangutan."

Ia menjelaskan dari semua lahan hutan tersebut tidak sesuai dengan standar internasional hutan aman untuk orangutan. "Hutan aman jauh dari pemukiman, tidak ada predator lain yang dominan, area masih bisa kita kelola, berada di ketinggian 900 mdpl," jelasnya.

Namun, lahan hutan di Kalimantan pada ketinggian tersebut banyak digunakan untuk lahan perkebunan sawit. Untuk itu ia mengajukan permohonan ke HPH kembali ke Kemenhut seluas 30 ribu hektar.
"Untuk tambahan 30 ribu itu kita butuh 1,5 milyar lagi," kata Jamartin. Harga sewa HPH ini menurutnya sama halnya dengan pihak yang menyewa HPH untuk kepentingan tebang kayu.

Untuk menyewa lahan 86.450 hektar HPH tersebut, pihaknya diharuskan membayar Rp 13 milyar untuk ijin pengelolaan lahan selama 60 tahun dengan opsi perpanjangan 35 tahun lagi.

Pihaknya mengaku memenuhi biaya tersebut dengan membayar bertahap sebanyak dua kali. Dana tersebut juga didapatkan dari lembaga donor luar negeri.

Saat ini RHOI masih merehabilitasi 850 orangutan di pusat rehabilitasi yang ada di Samboja Lestari di Kalimantan Timur dan Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah. Secara bertahap orangutan tersebut akan dilepaskan ke hutan rehabilitasi. (eh)

ORGANISASI

 Komponen-Komponen Organisasi
Komponen-komponen yang ada dalam Lembaga Penanggulangan Bencana adalah sebagai berikut:
A. Fasilitas
Fasilitas adalah perangkat keras yang dapat mendukung kerja-kerja dalam penanganan bencana. Fasilitas yang dibutuhkan Lembaga Penanggulangan Bencana antara lain Pusat Koordinasi Tanggap Darurat, alat komunikasi, ruang konferensi/briefing, kantor, penyimpanan perlengkapan dan perlengkapan evakuasi.
Ruang kantor haruslah ruang yang memadai dan fungsional. Dalam situasi emergency, ruang kantor bisa dirubah menjadi Pusat Koordinasi Tanggap Darurat dengan menempatkan peta, papan tulis, dan alat peraga untuk mempresentasikan informasi tentang situasi, sumber daya yang tersedia, tugas dengan prioritas, tugas yang sedang dijalankan, dan sebagainya.
B. Perlengkapan dan Persediaan
Lembaga Penanggulangan Bencana perlu memiliki berbagai kategori perlengkapan dan persediaan darurat. Ini akan berbeda-beda bergantung pada kebutuhan masing-masing tapi biasanya hal-hal berikut perlu disimpan dan dijaga:
 Kendaraan.
 Perlengkapan darurat, seperti generator, perangkat penerangan darurat, beliung (pick), sekop, kain terpal, selimut, tenda dan perlengkapan komunikasi.
 Perlengkapan pelatihan.
C. Staf Terlatih
Harus ada staf yang terlatih untuk menjalankan semua fungsi yang dibebankan pada Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah. Sehingga harus bisa memastikan adanya program pelatihan yang memadai.
D. Sistem Komunikasi
Tanpa komunikasi yang memadai dan efektif, tidak ada organisasi penanggulangan bencana yang bisa berjalan dengan memuaskan. Dalam istilah penanganan bencana, ada empat pertimbangan penting dalam sistem komunikasi, yakni sistem komunikasi harus:
 Menyediakan fasilitas memadai untuk kegiatan normal sehari-hari dari organisasi.
 Mampu meluaskan peran dari peran sehari-hari menjadi fungsi yang lebih luas dengan tuntutan yang lebih besar dalam operasi tanggap darurat.
 Menyediakan kapabilitas bergerak (mobile) jika dibutuhkan.
 Memiliki kapasitas cadangan atau bantuan (back-up) untuk memenuhi tuntutan darurat.
E. Sistem Peringatan
Efektivitas sistem peringatan adalah salah satu komponen penting dalam kapabilitas suatu Lembaga Penanggulangan Bencana untuk menangani bencana. Karenanya kebutuhan ini perlu dipenuhi secara memadai dalam semua sistem organisasional di semua tingkatan. Berikut ini adalah kebutuhan-kebutuhan kunci dalam sistem peringatan:
Kapabilitas untuk menerima peringatan internasional
Sebagai contoh, peringatan akan terbentuknya badai di bawah pengaturan meteorologi internasional; atau peringatan tsunami dari pusat tsunami internasional.
Kapabilitas untuk menginisiasi peringatan dalam negeri
Misalnya, dalam kasus seperti gunung meletus, banjir, longsor, kebakaran, insiden kimia berbahaya.
Kapabilitas untuk mengirimkan peringatan dari tingkat nasional dan tingkat lain
Misalnya, melalui sistem penyiaran radio, sms centre atau system peringatan khusus.
Kapabilitas untuk menyebarkan peringatan pada tingkat masyarakat lokal
Misalnya, melalui pengeras suara masjid, sirene atau penyampai pesan, jika kondisi mengharuskan.
Kapabilitas untuk menerima peringatan dan bertindak atasnya
Ini membutuhkan kepemilikan atas atau akses ke penerima radio/televisi, mendengar/melihat jarak sinyal, tahu apa arti dari berbagai pesan dan tahu apa yang harus dilakukan. [Jika ada keterbatasan atau gangguan pada kapabilitas ini, maka peringatan tidak bisa benar-benar efektif. Sebagian besar keterbatasan atau gangguan disebabkan oleh bencana itu sendiri; misalnya, ketidakmampuan system penyiaran radio untuk berfungsi karena badai topan, gempa bumi atau kerusakan lain].


F. Manajemen Informasi
Informasi memiliki arti sangat penting dalam menangani situasi bencana. Bahkan sistem organisasional terbaik, yang ditangani oleh staf paling ahli dan professional, tidak akan berguna apa-apa tanpa adanya informasi yang relevan dan alat untuk memprosesnya.
Sumber informasi juga perlu dipertimbangkan dengan hati-hati dalam rangka menyediakan dua kategori utama informasi, yakni:
Informasi krisis, yakni, berbagai bentuk informasi yang langsung terkait dengan situasi bencana tertentu. Ini mencakup laporan cuaca, laporan kerusakan, laporan terkini situasi dan sebagainya. Ini merupakan informasi yang dinamis, yang terkait langsung dengan kejadian yang sedang berlangsung.
Informasi latar belakang, yakni, catatan tentang bencana sebelumnya, informasi peta, informasi sensus dan sebagainya. Ini adalah informasi statis tapi juga bisa sama pentingnya seperti informasi krisis.
Karenanya secara organisasional, Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah perlu memastikan bahwa ada pengaturan yang memadai untuk mendapatkan informasi krisis; dan bahwa informasi latar belakang bisa dengan cepat diakses untuk digunakan jika diperlukan.
Pemprosesan informasi cenderung dikelompokkan dalam siklus informasi bencana:
 Informasi tentang sesuatu.
 Pengkajian (atau evaluasi).
 Pembuatan keputusan.
 Penyebaran informasi dan keputusan.
Secara keseluruhan, dalam mempertimbangkan aspek-aspek organisasional yang relevan, penting untuk diingat bahwa tujuan utama dari mendapatkan dan memproses informasi adalah bahwa hal ini harus memungkinkan pejabat penanganan bencana untuk mengidentifikasi, membuat prioritas dan mengalokasikan tugas-tugas respon.
G. Fasilitas Hubungan (Liaison)
Sebagian besar sistem organisasional perlu memasukkan fasilitas untuk berhubungan dengan berbagai badan yang saling terkait. Sifat dasar dari fasilitas-fasilitas ini, dan saluran yang digunakan, biasanya harus ditentukan atas dasar masing-masing situasi.



H. Media dan Hubungan Publik
Fasilitas organisasional juga diperlukan untuk memastikan hubungan yang baik dengan media dan untuk hubungan publik secara umum. Ada dua aspek penting dari hubungan dengan media:
 Pertama, media membutuhkan informasi untuk tujuan berita mereka sendiri dan, pada saat bencana, biasanya merupakan kepentingan semua orang bahwa informasi semacam itu harus akurat (jika tidak maka akan muncul beberapa akibat, yang beberapa di antaranya bisa memperburuk situasi yang sudah terganggu).
 Kedua, media bisa menjadi sumber penanganan bencana yang berharga, dengan kapabilitas yang dimilikinya untuk menyebarkan informasi dan panduan resmi kepada masyarakat yang tertimpa dan pihak lain).
I. Fasilitas Bergerak
Sifat dari bencana, terutama kecenderungannya yang mengganggu fasilitas yang ada di daerah yang tertimpa, membutuhkan konsep mobilitas yang kuat dalam penerapan tindakan penanggulangan. Karenanya, pusat operasi darurat bergerak, fasilitas kesejahteraan bergerak, dan mobilitas dalam aktivitas seperti evakuasi dan survey serta pengkajian perlu benar-benar disediakan dalam istilah organisasional.
J. Kewaspadaan, Aktivasi dan Meninggalkan Diri (Stand-down)
Pengaturan organisasional diperlukan untuk kewaspadaan, aktivasi dan pergi (stand-down) dalam sistem penanganan bencana. Pengaturan ini biasanya terdapat dalam rencana penanggulangan bencana (termasuk prosedur operasional).
K. Kebutuhan Administratif
Aktivitas penanggulangan bencana membutuhkan banyak dukungan administratif. Skala kebutuhkan logistik dan administratif yang diperlukan untuk aspek-aspek respon seperti membersihkan puing-puing, survey dan pengkajian, distribusi perlengkapan bantuan dan perbaikan layanan penting bisa dengan cepat dihargai. Akan tetapi, kebutuhan administrative pada saat non-bencana juga sama pentingnya, terutama jika aspek kesiapsiagaan, pelatihan dan kesadaran public ingin dijaga pada tingkat keefektifan yang diperlukan.
L. Pusat Koordinasi Tanggap Darurat (Posko Tanggap Darurat)
Hampir semua komponen organisasional yang dijabarkan diatas berhubungan langsung dengan pembentukan dan fungsi Pusat Koordinasi Tanggap Darurat yang berada di wilayah [PWM] atau Daerah [PDM]. Sebuah Pusat Koordinasi Tanggap Darurat pada dasarnya adalah pusat penanganan situasi bencana. Pusat Koordinasi Tanggap Darurat menyatukan aspek-aspek vital seperti:
 Komunikasi,
 Informasi,
 Peringatan,
 Pengkajian dan pengawasan situasi,
 Prioritas tindakan.
 Alokasi tugas,
 Koordinasi kegiatan,
 Media dan informasi publik.
Sumber [http://www.mdmc.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=52&Itemid=66]


CONTROLLING

Fungsi Controlling
Controlling atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit internal.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai: “the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
1.      penetapan standar pelaksanaan
2.      penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3.      pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4.      pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
5.      pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.


Prinsip Pengawasan
  1. Pengawasanyang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan oleh staf.
  2. Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
  3. Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk memberikan reward kepada mereka yang dianggap mampu bekerja.

Manfaat Pengawasan
Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh manfaat berupa:
  1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan efisiensi kegiatan program.
  2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
  3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
  4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
  5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan.

Proses pengawasan
Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasana manajerial yaitu:
  1. Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapaioleh staf atau organisasi
  2. Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur.
  3. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai dengan faktor-faktor penyebabnya, dan menggunakan, dan menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan langkah-langkah intervensi.



Obyek Pengawasan
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis obyek yang perlu dijadikan sasaran pengawasa.
  1. Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Pengawasan ini bersifat fisik.
  2. Keuangan
  3. Pelaksanaan program dilapangan
  4. Obyek yang bersifat strategis
  5. Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
Sumber [http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2009/12/30/fungsi-pengawasan-dan-pengendalian-dalam-manajemen-kesehatan/]

ACTUATING

Definisi Actuating

Suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usahausaha organisasi.

Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orangorang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif, dalam hal ini yang dibutuhkan adalah seorang pemimpin (leadership).

Selain itu ada yang namanya Kepemimpinan yaitu Keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang, agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang memang dikehendaki bersama.
                                           
KEGIATAN DALAM FUNGSI PENGARAHAN

1.      Mengimplementasikan proses kepemimpinan,
2.      Melakukan pembimbingan
3.      Pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
4.      Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
5.      Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

Factor yang diperlukan dalam actuating

1.      Kepemimpinan (leadership)
2.      Sikap dan Moril (attitude and morale)
3.      Tatahubungan (Communicatio
4.      Supervisi (supervision)
5.      Perangsang (Incntive)
6.      Disiplin (Discipline)